masukkan script iklan disini
![]() |
Bupati Natuna, Cen Sui Lanmengapresiasi produk anak bangsa dalam Proyek Migas Forel dan Terubuk di Laut Natuna. |
Natuna, antena.id - Proyek Migas Forel dan Terubuk di Laut Natuna bukan sekadar pembangunan infrastruktur energi, tapi juga menjadi simbol kemandirian dan ketangguhan bangsa.
Di balik megahnya proyek ini, berdiri semangat 2.300 tenaga kerja lokal, termasuk 1.386 pekerja di Batam, yang menunjukkan bahwa Indonesia mampu berdiri di atas kaki sendiri dalam sektor energi hulu migas.
Dalam keterangan yang disampaikannya, Bupati Natuna, Cen Sui Lan sangat mengapresiasi produk anak bangsa ini, hal tersebut bisa menjadi tonggak baru kematangan dalam dunia infrastruktur energi di Indonesia.
“Ini bukti kematangan teknologi dan SDM kita di industri hulu migas. Seluruh komponen utama proyek ini dibuat oleh anak bangsa sendiri,” ujarnya, Rabu, 21 Mei 2025.
Proyek ini berada di Wilayah Kerja South Natuna Sea Block B, wilayah kerja migas paling terpencil di Indonesia yang terletak sekitar 60 mil dari daratan dengan kedalaman laut mencapai 90 meter.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang turut memantau kemajuan proyek menegaskan pentingnya pencapaian ini di tengah tantangan geografis yang ekstrem.
“Ini wilayah kerja migas paling terjauh di Indonesia, tetapi kita berhasil. Ini membuktikan semangat dan ketangguhan putra-putri Indonesia,” paparnya.
Adapun cakupan proyek ini meliputi yakni, 16 platform lepas pantai, 3 lapangan bawah laut,
2 FPSO (Floating Production Storage and Offloading) Marlin Natuna dan Belanak.
Selain menciptakan kemandirian energi nasional, proyek ini juga membawa dampak ekonomi signifikan bagi daerah, terutama Batam dan Natuna, yang menjadi basis utama tenaga kerja dan fasilitas produksi.
Dengan melibatkan ribuan pekerja lokal dan mengedepankan karya anak bangsa, proyek Forel-Terubuk menjadi tonggak penting bagi masa depan industri migas Indonesia-lebih mandiri, lebih kuat, dan lebih berdaya saing di tingkat global.
(Said)