masukkan script iklan disini
![]() |
Saat suasana khidmat menyelimuti Gedung Paripurna DPRD Natuna pada Jumat (10/10/2025). |
Natuna, antena - Suasana khidmat menyelimuti Gedung Paripurna DPRD Natuna pada Jumat (10/10/2025) saat Bupati Natuna menyampaikan pidato dalam rangka Hari Ulang Tahun Kabupaten Natuna ke-26. Sidang paripurna ini bukan hanya seremoni tahunan, tapi juga napak tilas perjuangan dan arah pembangunan ke depan.
Rangkaian acara diawali dengan pembacaan doa oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Natuna, Nasoha, S.Ag. Usai doa, prosesi tepung tawar oleh Lembaga Adat Melayu Natuna (LAM) menghadirkan nuansa budaya yang mengakar, menegaskan identitas Natuna sebagai daerah yang memegang adat sekaligus terus bergerak maju.
Rapat Paripurna dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Natuna, Rusdi dengan agenda utama penyampaian pidato Bupati Natuna dalam memperingati Hari Jadi Kabupaten ke-26. Tercatat, Kabupaten Natuna resmi terbentuk pada tahun 1999, sementara tanggal lahir kabupaten diperingati setiap 12 Oktober.
Turut hadir dalam ruangan tersebut Wakil Bupati Natuna, Wakil Ketua I DPRD, para anggota dewan, unsur Forkompimda, tokoh-tokoh pejuang pembentukan Kabupaten Natuna, serta tamu undangan dari berbagai unsur masyarakat.
Dalam pidatonya, Bupati membuka dengan ungkapan terima kasih kepada para tokoh pendiri dan pejuang pemekaran Natuna. Ia menegaskan bahwa keberadaan Natuna hari ini adalah buah dari semangat, pengorbanan, dan keyakinan para pendahulu.
Namun, bagian pidato yang menjadi sorotan adalah ketika Bupati menyinggung soal efisiensi anggaran. Dengan nada tegas, ia menyampaikan bahwa efisiensi tidak boleh disalahartikan.
“Efisiensi bukan berarti memperlambat pembangunan. Tapi bagaimana kita mengoptimalkan capaian dari program yang telah dicanangkan,” tegasnya di hadapan forum.
Pesan ini terasa relevan di tengah banyaknya daerah yang harus menyesuaikan kebijakan fiskal. Pemerintah daerah Natuna, menurutnya, tetap berkomitmen menjaga pembangunan berjalan meski dengan anggaran yang terbatas.
Cen menyebut pembangunan infrastruktur jalan menuju SPAM dengan anggaran mencapai Rp30,6 miliar sebagai capaian signifikan. Belum berhenti di situ, optimalisasi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) juga mendapatkan alokasi Rp17 miliar.
Menurutnya, angka-angka tersebut menjadi bukti konkret bahwa Natuna tidak berhenti bekerja meskipun berada dalam kerangka efisiensi nasional.
“Dalam kondisi efisiensi, Natuna masih bisa membangun sarana yang dibutuhkan" lanjut Cen.
Paripurna ini bukan hanya menjadi panggung seremonial, tetapi juga pernyataan politik dan harapan masa depan. Dengan usia ke-26, Natuna dihadapkan pada tantangan baru dari infrastruktur hingga kemandirian fiskal, dari geopolitik hingga kesejahteraan rakyat.
Namun satu pesan utama mencuat dari podium utama hari ini, Natuna tidak boleh jalan di tempat. Dan efisiensi bukan alasan untuk berhenti membangun.
(Said)