• Jelajahi

    Copyright © antena.id
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan Pemda




    Anambas Sempat Mengalami Dampak Inflasi Saat Kenaikan BBM

    04/10/22, 22:15 WIB Last Updated 2022-10-04T15:15:01Z
    masukkan script iklan disini
    Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam, Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas, Yohanes Maria Vianey Sawu saat diwawancarai di ruang kerjanya, Selasa ( 4/10/2022)

    Anambas, antena.id - Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam, Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas, Yohanes Maria Vianey Sawu, menyebut harga sembako sempat mengalami volatile saat kenaikan harga BBM.


    "Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) telah mengalokasikan anggaran untuk penanganan inflasi, meskipun begitu saat kenaikan BBM terjadi, ekonomi kita di  masyarakat di daerah ini tidak ada dampak sosial yang kurang, sebab masyarakat cukup tenang dan aman saat kenaikan harga BBM," sebutnya saat diwawancarai di ruang kerjanya, Tarempa, Selasa (4/10/2022).


    Menurutnya, barang yang sering mengalami fluktuasi volatile itu yakni barang sembako antara lain beras, telur, cabai, minyak goreng, tepung dan daging. Hal ini dipegaruhi oleh aktifitas transportasi, cuaca, ekonomi dan sosial, maka dari itu harus dipantau terus, jelasnya.


    "Jika harga terlalu tinggi maka pemerintah akan memberi langkah dalam penanganan inflasi, salah satunya dengan memberikan program bantuan sosial yang bersifat produktif," sebutnya.


    Lanjut dia lagi mengatakan, berdasarkan data perkembangan fluktuasi harga bahan pokok di bulan Januari sampai dengan September rata-rata sebesar 1,7 persen.


    Yang lebih menonjol kenaikan harga barang pada saat Minggu III bulan September tahun 2022 mengalami barang naik, yankni 7,49 persen.


    "Yang lebih aktif itu barang cabai lokal, dari harga Rp.100 ribu per kilogram terendahnya menjadi Rp. 200 ribu," sebutnya.


    Masih kata dia, walaupun demikian barang itu tidak memberikan dampak fluktuasi tertinggi sangat volatile terjadi, sehingga pengaruhnya sangat kecil kepada konsumsi masyarakat.


    Sedangkan di Minggu IV bulan September itu mengalami penurunan harga dari sebelumnya menjadi 5,98 persen.


    Sementara itu, berdasarkan data TPID menurut neraca perdagangan semester I tahun 2022 di daerah ini, volume yang dimuat keluar daerah adalah sebanyak 3.359 ton dengan rata -rata muatan sebanyak 559,83 per bulan semua jenis kapal tujuan Tanjungpinang dan Jakarta.


    Sedangkan data arus keluar atau masuk barang pokok dan barang penting sampai semester I tahun 2022. Diketahui total barang masuk sebanyak 25.807 ton atau 86,79 persen, sebutnya.


    Sementara itu, total barang keluar sebanyak 3.359 ton, sehingga diperoleh informasi bahwa neraca perdagangan di Kabupaten Kepulauan Anambas tidak sebanding dengan selisih yakni sebesar minus 36,79 persen, jelasnya. (Fai)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini