masukkan script iklan disini
![]() |
Foto: Disparbud KKA |
Letupan suara karbit terdengar menggelegar menambahkan sentuhan nostalgia dan menumbuhkan rasa syukur serta merayakan semangat Ramadhan.
Di Kepulauan Anambas, tradisi di bulan Ramadhan ini telah berlangsung turun-temurun dan memberikan warna tersendiri bagi setiap daerah.
Keunikan dari tradisi ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana untuk menyambut di bulan suci Ramadhan, tetapi juga untuk mempererat kebersamaan dalam keluarga dan masyarakat.
Warga Tarempa, Zuhri (48) mengatakan suara letupan karbit ini dulunya sampai terdengar sampai ke pulau-pulau yang letaknya tidak jauh dari Pulau Siantan, Tarempa.
Meski kurang mengetahui pasti kapan tradisi letupan suara karbit dimainkan saat di bulan Ramadhan, menurutnya, hal ini sudah dilakukan sejak lama sekitar lebih dari setengah abad.
"Bunyian karbit ini sudah lama dimainkan, waktu saya masih kecil sudah ada," sebutnya, kepada antena.id, di Tarempa, Sabtu, 8 Maret 2025.
Karbit yang dibuat oleh masyarakat Anambas memiliki keunikan tersendiri, proses pembuatan wadah karbitnya dengan bahan- bahan papan, paku serta alat material lainnya. Setelah wadah atau tong selesai masukan karbit dan air kedalam tong.
Proses pembunyian ini dimulai dengan menempatkan karbit dan air dalam tempatnya. Wadah karbit ditutup dengan karung goni yang ditanam di dalam tanah, setelah panas atau mendidih, api mulai disulutkan kedua lobang kecil.
Semarak dentuman karbit merupakan permainan rakyat yang menjadi tradisi masyarakat. Meriam karbit ini bagian salah satu bentuk seni tradisional yang unik dan kreatif serta sangat dinantikan masyarakat saat di bulan Ramadhan.
(Fai)