masukkan script iklan disini
![]() |
Deputi I Bidang Pengelolaan Batas Wilayah Negara BNPP, DR. Nurdin. (Foto: istimewa). |
Natuna, antena.id - Pemerintah tengah mempersiapkan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Serasan di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, sebagai pintu masuk dan keluar kapal wisata asing. Kebijakan ini merupakan kelanjutan dari rekomendasi pertemuan tingkat Kemenkopolhukam yang membahas keamanan Laut Natuna Utara pada 23 April 2025 lalu, serta simpulan rapat koordinasi BNPP dengan Pemerintah Kabupaten Natuna pada 22 Mei 2025.
Deputi I Bidang Pengelolaan Batas Wilayah Negara BNPP, DR. Nurdin, mengatakan langkah ini menjadi strategi ganda yang memperkuat pengawasan wilayah perbatasan sekaligus mendorong potensi ekonomi berbasis pariwisata. “Laut Natuna Utara tidak hanya menjadi halaman depan pertahanan negara, tetapi juga harus dimanfaatkan sebagai connection hub sektor wisata,” ujar DR. Nurdin.
Rencana ini juga sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 43 tahun 2020 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara di Provinsi Riau dan Kepulauan Riau. PLBN Serasan yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 2 Oktober 2024, kini akan ditingkatkan fungsinya sebagai titik keluar-masuk resmi bagi pelayaran wisata internasional.
“Aspek customs, imigrasi, karantina, dan kepelabuhanan sudah siap. Tinggal kita konsolidasikan dengan lintas kementerian,” kata Budi Setyono, Asisten Deputi Pengelolaan Lintas Batas Negara BNPP. Ia menyebut pihaknya telah berkorespondensi dengan Kementerian Perhubungan untuk percepatan realisasi fungsi baru PLBN ini.
Uji coba dimulai pertengahan Juni 2025. Sebanyak 27 kapal yacht dari 14 negara dijadwalkan singgah di Pulau Serasan pada 15 Juni mendatang. Para yachter akan disambut langsung oleh Deputi I BNPP dan Bupati Natuna.
Administrator PLBN Serasan, Wenriady, menyebut kedatangan kapal-kapal ini bukan sekadar singgah. “Mereka akan mengikuti rangkaian kegiatan sosialbbudaya serta tour wisata di Serasan dan sekitarnya. Ini semacam soft-launching PLBN Serasan sebagai destinasi wisata lintas batas,” sebutnya.
Pemerintah daerah, pelaku pariwisata, hingga masyarakat lokal dilibatkan dalam penyambutan dan persiapan fasilitas pendukung. Langkah ini diharapkan menjadi awal dari tumbuhnya ekosistem pariwisata laut di Natuna.
“Potensinya besar. Pantai, terumbu karang, dan posisinya yang berada di jalur pelayaran internasional semuanya mendukung,” ujar, Wenriady.
Jika berhasil, Serasan bisa menjadi model pengembangan kawasan perbatasan lain di Indonesia, tidak hanya sebagai pos pengamanan, tapi juga gerbang ekonomi baru.
(Said)