masukkan script iklan disini
![]() |
Saat Datok Bang Rida K Liamsi (kiri) bersama Raja Mustakim (kanan) di Batam, Kamis, 28 Agustus 2025. |
Batam, antena.id - Kamis siang (28/8), suasana Restoran Juju di Batam terasa berbeda. Riuh rendah obrolan pengunjung bercampur dengan aroma masakan khas, namun di salah satu sudut meja, berlangsung sebuah pertemuan yang sarat makna. Raja Mustakim, tokoh pers yang namanya lekat dengan dunia media sejak dekade 80-an, bertemu kembali dengan sosok yang telah lama ia rindukan, Datok Bang Rida K Liamsi.
Sudah belasan tahun mereka tak pernah berjumpa. Waktu, kesibukan, dan perjalanan hidup membawa keduanya pada jalan masing-masing. Namun, begitu tatap muka itu terjadi, seolah jarak waktu hanyalah selembar kertas tipis yang mudah ditiup angin. Senyum dan sapaan hangat segera mencairkan suasana, membawa ingatan Mustakim melayang jauh ke masa muda.
Kilas Balik ke Tahun 1987
“Bang Rida ini mentor saya ketika sama-sama di Media Lokal Genta Pekanbaru,” ujar Mustakim sambil menatap penuh hormat.
Era 1987 adalah masa yang penuh idealisme bagi para jurnalis muda. Media cetak masih menjadi raja, dan di ruang redaksi, aroma tinta bercampur dengan semangat muda yang membara. Di sanalah Mustakim muda menempa diri. Rida K Liamsi, yang kala itu sudah matang dengan pengalaman, menjadi figur panutan. Ia bukan sekadar wartawan senior, tetapi juga guru kehidupan.
Dari tangannya yang dingin, kelak lahir Riau Pos Group sebuah kerajaan media yang tumbuh besar, menjelma menjadi salah satu jaringan koran terbesar di Sumatera. “Saya menyaksikan bagaimana beliau bekerja. Tegas, visioner, tapi tetap sederhana,” kenang Mustakim.
Nasihat yang Menjadi Kompas Hidup
Di sela obrolan singkat itu, Mustakim mengulang sebuah pesan yang sampai kini ia genggam erat.
“Betapapun besar kita, harus selalu rendah hati dan low profile.”
Nasihat sederhana, tapi dalam. Ia bukan sekadar kalimat, melainkan jalan hidup. Mustakim mengaku, di tengah berbagai tantangan dan pencapaian, kata-kata itulah yang menjaga langkahnya tetap berpijak di bumi.
Pertemuan yang Menyegarkan Jiwa
Siang itu, pertemuan tak berlangsung lama. Namun, ada energi baru yang dirasakan Mustakim. Melihat sang mentor masih tampak sehat dan bersemangat membuat hatinya tenang. “Alhamdulillah, beliau tampak sehat-sehat. Semoga Datok Bang Rida K Liamsi selalu diberikan kesehatan dan kebahagiaan,” ucapnya tulus.
Di tengah hiruk pikuk zaman digital, pertemuan ini seakan menjadi jendela untuk menengok kembali nilai-nilai lama yang tak lekang oleh waktu. Nilai tentang kesederhanaan, tentang rendah hati, dan tentang arti persaudaraan di dunia jurnalistik yang penuh dinamika.
Kenangan yang Tetap Hidup
Saat meninggalkan Restoran Juju, Mustakim membawa lebih dari sekadar kenangan. Ia pulang dengan rasa syukur karena bisa kembali duduk bersama sang mentor, karena bisa kembali mengingatkan diri bahwa perjalanan hidup bukan hanya tentang pencapaian, tetapi juga tentang nilai yang diwariskan.
“Bagi saya, pertemuan ini adalah anugerah. Tempo dulu kembali hadir, menguatkan semangat hari ini,” katanya dengan senyum kecil yang penuh makna.
(Said)