masukkan script iklan disini
Nike Wulan Zikri, mahasiswa Program Studi Sosiologi STISIPOL Raja Haji, Tanjungpinang. |
Antena.id- Saat ini bangsa sedang bersiap-siap menghadapi pemilihan umum 2024, yang mana akan digelar pada tanggal 14 Februari 2024 mendatang. Bagi generasi muda ini menjadi ajang partisipasi politik yang tidak bisa dilewatkan, terlebih mereka yang baru pertama kali memilih. Antusias ini tidak bisa dihindari, kalangan anak muda mempunyai pandangan tersendiri tentang politik.
Kesadaran terhadap politik juga dirasakan dikalangan anak muda. Peran anak muda penting terhadap isu-isu politik, hal ini bisa menjadi pendongkrak perubahan terhadap kebijakan. David Easton mengatakan bahwa politik bersifat paksaan atau kewenangan. Penetapan yang bersifat paksaan yang mengikat Masyarakat secara keseluruhan. Tetapi dalam hal ini bukan berarti pemegang kekuasaan semena-mena melakukan perilaku menyimpang, dalam politik ini bisa disebut Abuse of Power, penyalahgunaan terhadap kekuasaan. Kita tahu bahwa Indonesia menganut paham demokrasi. Kebebasan berpendapat menjadi jembatan untuk menyuarakan aspirasi-aspirasi masyarakat. Anak muda yang bergerak lebih maju ketika kejanggalan-kejanggalan politik yang menuai pro dan kontra.
Berbicara tentang politik tentunya sesuatu hal yang menarik. Tetapi, tidak semua anak muda yang setuju bahwa politik itu menarik. Masing-masing memiliki pandangan dan minat yang berbeda. Stigma politik sering dicitrakan sesuatu yang buruk. Menurut Magstad politik didefinisikan sebagai seni yang memungkinkan, cara orang untuk mempengaruhi orang lain. Dikehidupan kita sehari-hari pun adalah aktifitas politik, tidak terlepas terhadap paradigma politik yang menyatakan bahwa politik itu sesuatu hal sensitif. Terlebih sekarang ialah tahun politik. Politik sedang hangat untuk dibicarakan. Mungkin sebagian anak muda tidak melek terhadap politik karena mereka menganggap ini sesuatu hal yang bukan ranah untuk dibicarakan.
Konteks politik terkadang yang terlintas ialah partai, kekuasaan, dan lain sebagainya. Dikarenakan kurangnya literasi terhadap isu-isu politik membuat ketidaktahuan ini semakin nyata. Pada dasarnya politik merupakan “The Art of The Possible” bahwa politik memiliki nilai dan kepentingan tertentu. Jika kita menelisik makna dari politik itu sebuah kata yang simple didengar tetapi memiliki paradigmaganda. Banyak terjadi perbedaan perspektif juga dapat memicu terjadinya konflik dimasyarakat. Tetapi, kita memiliki kesadaran politik, maka bisa lebih paham perbedaan pandangan dan memiliki sikap toleransi yang jauh lebih baik dalam menerima perbedaan pandangan yang terjadi.
Anak muda harus memiliki semangat yang tinggi untuk kemajuan bangsa. Tidak harus memiliki kekuasaan dalam jabatan untuk kemajuan bangsa tetapi melek terhadap politik juga sesuatu hal yang harus, agar menciptakan keserasian terhadap ketidaksesuain harapan masyarakat dengan kebijakan yang dibuat.
Literasi juga dibutuhkan dikalangan anak muda yang sudah canggih teknologi, media sosial juga sebagai jembatan untuk menyuarakan aspirasi. Melek politik juga dimulai dari membaca isu-isu terkait. Pendidikan politik juga perlu agar anak muda memiliki pemahaman terhadap dunia politik. Sejatinya anak muda cenderung tertarik pada hal-hal baru, inovatif dan sesuai dengan perkembangan zaman.
Melihat perpolitikan di Indonesia cenderung mempertontokan konflik sehingga menimbulkan berbagai macam spekulasi, apalagi informasi yang sangat mudah untuk didapatkan. Ditakutkan tanpa ada pemberian pendidikan politik justru makin banyak sikap yang apatis dikalangan anak muda, dengan demikan informasi yang didapatkan juga harus akurat.
Untuk mengawali kehidupan demokrasi, mendukung terciptanya kontrol sosial, serta menjamin pemerintahan yang bersih kita harus membentuk semua kalangan masyarakat yang memiliki kesadaran politik.
Kesadaran politik atau melek politik bukan hanya mengetahui cara kerja dan sistem politik tetapi juga memahami bagaimana politik dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Hal ini penting agar partisipasi masyarakat terutama anak muda agar mencapai kehidupan yang diinginkan.
Generasi muda merupakan generasi penerus bangsa akan meneruskan estafet politik di negara. Salah satu partisipasi anak muda dalam politik, mengikuti diskusi-diskusi terhadap isu-isu terkait, salah satu yang masih dilakukan ialah keikutsertaan dalam demonstarasi. Hal ini merupakan cara untuk menyampaikan aspirasi.
Dengan kepedulian anak muda yang melek terhadap politik bisa membawa dampak untuk Indonesia kearah yang lebih baik, tidak ada ruginya untuk hal politik, kita harus sama-sama belajar untuk Indonesia. Untuk itu anak muda yang masih belum peka terhadap dunia perpolitikan kita masih sama-sama belajar. Mulailah dari lingkungan yang membawa dampak positif, dengan demikian penulis berharap bahwa anak muda harus melek politik, dimulai dari hal kecil ialah semangat literasi. Lebih selektif lagi dalam melihat isu-isu politik dengan informasi-informasi yang hoaks.
Perlunya Pendidikan politik dikalangan anak muda, agar lebih memahami perihal politik, semakin banyak orang yang peduli dan menyadari bahwa politik itu bukan memberikan suara saja, tetapi menyatukan suara. Memilih yang tepat, untuk kehidupan yang lebih baik. Ketika ini dilakukan dengan baik, maka akan terwujud Indonesia yang bertintegritas dan sejahtera.
Tentang Penulis:
Nike Wulan Zikri adalah mahasiswa Program Studi Sosiologi STISIPOL Raja Haji, Tanjungpinang.
*) Isi artikel ini menjadi tanggung jawab penulis sepenuhnya.