masukkan script iklan disini
![]() |
RSUD Natuna, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Foto: RSUD Natuna). |
Natuna, antena.id - Slogan "Melayani Dengan Hati," RSUD Natuna dengan visi besarnya untuk menjadi Rumah Sakit Rujukan Masyarakat Natuna yang terpercaya belakangan ini menjadi sorotan tajam dari masyarakat.
Kabar miring kekurangan obat menjadi permasalahan yang paling sering dijumpai pada rumah sakit milik daerah tersebut sudah berlangsung cukup lama, akut dan menahun.
Terkait hal itu, untuk memastikan kebenarannya, Minggu (4/5/2025) awak media ini cek langsung kelapangan menemukan kejanggalan serius, pasien yang harusnya dioperasi kemarin Sabtu (3/5/2025) terpaksa mengalami penundaan dan baru bisa dilakukan tindakan operasi pada hari berikutnya, diduga penyebab utamanya dikarenakan obat anestesi tidak cukup.
Stok obat kosong seakan sudah jadi langganan.
Kekosongan obat-obatan (anestesi) di sebuah rumah sakit, apalagi di tingkat RSUD yang seharusnya menjadi tumpuan pelayanan kesehatan masyarakat, adalah indikator yang sangat mengkhawatirkan dan menunjukkan kondisi yang buruk.
Obat-obatan ini sangat vital dalam tindakan operasi, harus menjadi catatan serius bagi pimpinan RSUD maupun kepala daerah, sebab tindakan pembedahan baik itu yang bersifat terencana maupun gawat darurat tidak akan bisa dilakukan tanpa ketersediaan obat bius yang memadai, hal ini bisa berakibat fatal bagi pasien yang butuh penanganan segera. Tanpa itu kemampuan Rumah Sakit untuk menyelamatkan nyawa sangat terbatas.
Jika hari ini obat anastesi yang habis, besok entah obat apalagi yang kosong. Mestinya kejadian serupa jangan diwarisi lagi, ini menunjukkan pentingnya perencanaan dan pendanaan yang terperinci terkait stok obat dan bahan habis pakai lainnya yang akan di siapkan untuk pelayanan RSUD, karena sakit tidak mengenal tentang stok obat yang kosong.
Beberapa keterangan dari masyarakat yang resah dengan kejadian ini ikut menegaskan bahwa sudah tidak relevan lagi jika tindakan operasi harus menunggu dulu obat datang dari luar. Kondisi normal saja penerbangan Natuna sering alami delay dan cancel, apalagi abnormal. Tentu ini bukan cara yang tepat menyelesaikan masalah obat-obatan di RSUD Natuna.
Apakah ada faktor pembiaran dan kesengajaan atau cuma itu yang bisa dilakukan?
Situasi seperti ini jika dibiarkan bisa berimplikasi serius bagi pelayanan kesehatan, banyak hal yang akan terganggu seperti penundaan dan pembatalan operasi, pelayanan gawat darurat, kepercayaan masyarakat akan semakin menurun, dan bahkan bisa mengarah potensi hukum.
Hal di atas mengindikasikan adanya masalah serius dalam manajemen logistik dan pengadaan obat di rumah sakit tersebut. Bahkan tidak bisa dinafikan beberapa pengadaan alat kesehatan tidak difungsikan sebagaimana mestinya.
Terjadinya kekurangan obat- obatan baik itu secara umum maupun obat-obatan kritikal seperti obat anestesi menandakan sinyal bahaya, menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan di RSUD Natuna sangat terancam dan memerlukan tindakan perbaikan yang mendesak dari pihak terkait.
Direktur RSUD Natuna, dr. Ari Fajarudi saat dimintai konfirmasi via WhatsApp seakan membenarkan kondisi yang terjadi. "Efektifnya operasi juga harus kita persiapkan sebaik mungkin. Dan tentu tergantung dari Dokter penangung jawabnya menilai semua kondisi terutama klinis pasien untuk bisa di operasi atau tidak. Kemarin memang ada permintaan untuk obat relaksan karena beberapa kondisi operasi memerlukan obat tersebut dan sudah didatangkan bersama Nam Air karena pagi Wings Air cancel," balasnya.
(Said)