masukkan script iklan disini
![]() |
Saat pawai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Natuna, Sabtu (20/9). |
Natuna, antena - Lapangan bola kaki Sri Srindit sore itu berubah jadi lautan warna-warni. Bukan karena pertandingan bola, tapi karena invasi bocil islami dari TKN 004 Bunguran Timur. Ratusan anak kecil dengan kostum gamis mini, sorban kece, sampai gaya ala kartun Islami tumpah ruah untuk ikut pawai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Sabtu (20/9).
Start dimulai dari lapangan bola Sri Serindit, finish di alun-alun Pantai Piwang. Bocil-bocil ini nggak sendirian, ada orang tua yang jadi bodyguard pribadi, plus guru-guru yang jadi komandan pasukan ceria.
Sebelum jalan, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Natuna, Hendra Kusuma, kasih wejangan singkat penuh makna,"Jangan suka berantem, harus sayang sama teman, rajin dengar nasihat orang tua dan guru, biar jadi anak Soleh dan Solehah," ucapnya.
Anak-anak pun manggut-manggut, meski mungkin ada yang dalam hati masih mikir, “Abis ini jajan es krim nggak ya?”
Begitu pawai dimulai, jalan raya yang biasanya dipadati motor dan mobil langsung berubah jadi catwalk bocil Islami. Ada yang jalan tegap bak panglima Islam, ada yang lari-lari kecil sambil ketawa, ada juga yang sibuk ngibasin baju karena panas. Tapi semua tetap semangat, apalagi diiringi pengamanan dari Polres Natuna yang siap jadi tameng super hero.
Kepala Sekolah TKN 004 Bunguran Timur, Erlis Sutrisna, alias Bu Elis, nggak bisa menyembunyikan rasa syukurnya, “Kegiatan ini berjalan lancar, berkat dukungan semua pihak. Bahkan kami siapkan properti unta biar makin seru, plus anak-anak juga tampil dengan tarian sekapur sirih sebelum pawai dimulai,” ujarnya dengan bangga.
Bu Elis juga menekankan kalau pawai ini bukan sekadar jalan rame-rame, “Kegiatan ini mengajarkan nilai-nilai Islami, sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW, sekaligus melatih kreativitas, kerjasama, dan percaya diri anak-anak,” jelasnya.
Dan benar saja, dari wajah-wajah ceria itu terlihat semangat generasi Islami sedang tumbuh. Jadi, kalau ada yang bilang jalan raya sore itu macet, ya benar macet penuh senyum bocil imut yang sedang belajar cinta Rasul.
(Said)