masukkan script iklan disini
![]() |
Saat Bupati Natuna Cen Sui Lan meninjau langsung lokasi yang akan dibangun Program Sekolah Rakyat (PSR) di kawasan Komplek Masjid Agung Baitul Izza, Ranai, Rabu, 23 April 2025. (Foto: antena.id). |
Natuna, antena.id - Program Sekolah Rakyat (PSR) merupakan salah satu inisiatif unggulan Presiden Prabowo Subianto yang bertujuan untuk memutus mata rantai kemiskinan melalui penyediaan pendidikan berkualitas dan gratis bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem di Indonesia.
Sekolah Rakyat dirancang sebagai sekolah berasrama (Boarding School) di mana siswa tinggal dan belajar di lingkungan yang sama.
Melalui Kementerian PU, program ini akan segera direalisasikan di Natuna sebagaimana disampaikan oleh Bupati Natuna Cen Sui Lan saat meninjau langsung lokasi yang dibangun, Ranai, Rabu, 23 April 2025.
Kawasan Komplek Masjid Agung Baitul Izza, Ranai, Kabupaten Natuna merupakan tempat yang dipilih untuk pembangunan Boarding School ini.
Pada kesempatan tersebut, tampak beberapa kali Bupati Natuna Cen Sui Lan memanggil Kepala Bappeda, Dinas Pendidikan dan instansi-instansi terkait untuk memastikan kesiapan lahan dan memerintahkan untuk melengkapi segala dokumen yang dibutuhkan agar kegiatan cepat terlaksana.
"Kita berharap sekolah ini benar-benar memberikan dampak yang besar untuk pendidikan di Natuna, kurikulumnya juga diharapkan bisa mengadopsi sekolah yang maju," sebut, Bupati Natuna Cen Sui Lan, Ranai, Rabu, 23 April 2025.
Diwaktu yang sama, Kepala Satuan Kerja Pelaksana Prasarana Strategis Kementerian PUPR, Riduan Kristian Manik membenarkan bahwa lahan sudah cukup memenuhi untuk dibangun.
"Lahannya bagus, kita butuh minimal 5 hektar tapi yang ada sekarang ini cukup luas, lebih malah. Tinggal nanti kelengkapan administrasi secepatnya kita minta pemerintah daerah siapkan, salah satunya Amdal yang merupakan yang paling penting untuk digesa. Dan sekolah ini mulai dari tingkat dasar sampai tingkat SMA," sebutnya.
Kata dia, konsep boarding school adalah sistem pendidikan di mana para siswa tidak hanya belajar di sekolah, tetapi juga tinggal di asrama yang disediakan oleh sekolah tersebut.
"Jadi, mereka tinggal di lingkungan sekolah secara penuh, baik untuk belajar maupun untuk kehidupan sehari-hari," sebutnya.
Adapun ciri khas dari boarding school itu yakni,
asrama siswa, kata dia, yang tinggal di asrama selama masa belajar, biasanya pulang ke rumah hanya saat liburan.
Kemudian, kedisiplinan dan rutinitas yaitu sekolah jenis ini sering menekankan pada kedisiplinan, jadwal harian yang teratur, dan pembentukan karakter.
Selain itu, pengawasan 24 jam yakni, yang diberlakukan kepada siswa yang tinggal di lingkungan sekolah maka mereka berada dalam pengawasan guru atau staf sekolah sepanjang waktu.
Setelah itu, program tambahan, program ini selain pelajaran akademik, biasanya ada program keagamaan, olahraga, seni, hingga pelatihan kepemimpinan.
Lanjut lagi, ia mengatakan lingkungan tertutup yaitu, Interaksi siswa lebih banyak terjadi di dalam lingkungan sekolah dan komunitasnya. Sementara itu, di Indonesia, boarding school sering dikaitkan dengan pesantren modern atau sekolah Islam terpadu, meskipun tidak semuanya berbasis agama.
(Said)